9 Fakta Unik Tentang Jombang
Nama Jombang, merujuk
pada versi yang paling lazim digunakan berasal dari akronim kata ijo (hijau)
dan abang (merah). Ijo mewakili masyarakat santri (agamis), abang mewakili
masyarakat nasionalis, komunis dan kejawen. Selain versi mainstream ini, kata
Jombang juga berarti “nampak elok” atau “sedap dipandang”. Anda mungkin pernah
mendengar seorang Jawa yang memuji anak perempuannya dengan kalimat: “Lho
prawane wes mari adus, wes ketok Jombang rek” (Lho, gadisnya sudah selesai
mandi, sudah nampak sedap dipandang”.
Selain terkenal dengan
kota Santri, Jombang masih menyimpan setumpuk hal kontroversial yang wajib anda
ketahui. Dilansir dari Avepres.com, Merdeka.com dan lain sebagainya.
Berikut : 9 Fakta Unik Tentang Jombang
Berikut : 9 Fakta Unik Tentang Jombang
1.
Banci Jadi Pembunuh ( Rian
Si Jagal Dari Jombang )
Tahun
2008 Indonesia digegerkan oleh pemberitaan mutilasi 11 korban yang dilakukan
oleh Very Idham Henyansyah atau dikenal dengan panggilan Ryan. Ia lahir di Desa
Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Jombang. Kasus pembunuhannya teruangkap setelah
penemuan sesosok mayat termutilasi di Jakarta. Setelah pemeriksaan, ditemukan
pula beberapa mayat yag dikuburkannya di halaman belakang rumahnya. Sejak kecil
ia dikenal sebagai seorang yang religius, beberapa saat bahkan ia mengajar
ngaji di desanya. Para tetangganya tak menyangka bahwa Ryan adalah sosok yang
sangat keji.
2.
Anak Kecil Jadi Dukun ( Ponari
Si Dukun Cilik )
Jombang
mendadak ramai dikunjungi para penderita segala penyakit. Mohammad Ponari,
seorang anak dari keluarga miskin yang menemukan batu yang menjatuhi kepalanya
pada saat bermain di tengah hujan bercampur petir. Tanpa sengaja ia mencoba
mencelupkan batu itu ke air dan sukses menyembuhkan tetangganya yang sedang
sakit panas dan muntah. Kesembuhan akibat celupan batu ajaib itu tersebar dari
mulut ke mulut dan ramailah pasien Ponari. Meski kini tak banyak pasien yang
berobat kepadanya, ponari telah berhasil merubah kehidupannya, ia telah
memiliki rumah senilai lebih dari 250 juta dan sawah senilai hampir 1 Miliar.
3.
Kakek Tua BerIstri 8 ( Eyang
Subur )
Subur
lahir pada 12 Desember 1946 di Kampung Tugu Kepatihan, Jombang. Terlahir dari
keluarga petani yang tergolong kurang mampu. Pada tahun 1970, pindah ke Jakarta
menjadi seorang penjahit. Setelah beralih provesi sebagai penasihat spiritual,
keadaan perekonomiannya berubah. Hubungannya dengan para klien artis membuatnya
terkenal. Perseteruannya dengan Adi Bing Slamet membuat namanya semakin mencuat
ke ranah diskursus publik.
Hingga
tahun 2013, ia telah menikah sebanyak 25 kali. Delapan di antaranya masih
bertahan hingga saat ini. Setelah dilaporkan ke MUI dan dianggap menyimpang
dari ajaran agama, Ia berjanji akan menceraikan empat di antaranya.
4. Pendiri PKI ( Semaun )
Siapa
sangka Jombang yang tersohor sebagai Kota Santri dan identik dengan pondok
pesantren justru melahirkan tokoh pendiri dan ketua umum pertama Partai Komunis
Indonesia.
Semaun
lahir pada tahun 1899 di Desa Curahmalang Kecamatan Sumobito, sebuah desa di
pojok timur laut Kabupaten Jombang. Semaun adalah anak seorang pegawai rendah
Jawatan Kereta Api(tukang batu di Stasiun Curah Malang). Sebagai anak dari kaum
kelas menengah ia tergolong hebat karena berhasil masuk sekolah Tweede Klas
(sekolah pribumi kelas dua) danmengenyam pendidikan kursus bahasa Belanda pada
sore hari. Berkat pendidikannya, ia memperoleh kesuksesan di dunia politik
Indonesia maupun Dunia.
5.
Tempat
Kelahiran Tokoh Positife dan Berpengaruh Di Indonesia
Entah
kultur apa yang melingkupi daerah ini sehingga mampu melahirkan dan mendidik
tokoh-tokoh besar di berbagai bidang. Mantan Presiden Indonesia KH Abdurrahman
Wahid (Gus Dur), Beberapa Kyai Besar seperti KH. Hasyim Asyari, KH Wahab
Chasbullah, KH. Bisyri Syansuri, Emha Ainun Najib (budayawan), Nurcholis Madjid
(intelektual muslim), Gombloh (penyanyi), Timur Pradopo (mantan Kapolri) dan
masih banyak yang lainnya.
6. Ketua Teroris ( Abu
Bakar Baasyir (Ketua Jamaah Islamiyah ) Dan Keluarga Pembantai ( Sumiarsih ).
Nama
Abu Bakar Ba'asyir tentu tak asing bagi orang-orang yang berkecimpung di dunia
Islam, politik, dan hukum. Besarnya pengaruh beliau di negara ini tidak bisa
dipungkiri lagi, walaupun cenderung pada arah yang negatif. Berbagai badan
intelijen serta PBB yang mengklaim bahwa beliau adalah pemimpin Jamaah
Islamiyah (JI), suatu aliran agama Islam yang sangat liberal dan memiliki
hubungan dengan Al-Qaeda, yang disinyalir merupakan penanggung jawab berbagai
aksi terorisme berbasis agama Islam.
7.
Gereja
Tertua di Indonesia
Tak
jauh dari Pondok Pesantren Tebu Ireng, berdiri megah sebuah Gereja yang
ternyata usianya jauh lebih tua. Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno,
merupakan gereja tertua di Jawa Timur dan salah satu dari sekian gereja tertua
di Indonesia. GKJW Mojowarno dibangun pada tahun 1845. Pertama kali direnovasi
pada 24 Januari 1879, kemudian dibuka kembali pada 3 Maret 1881. Karena itu
banyak yang beranggapan bahwa GKJW Mojowarno baru dibangun pada tahun 1881.
Gereja ini berarsitektur neo gothic ala Eropa. Akulturasi dengan budaya lokal
menyebabkan adanya ornamen budaya Jawa seperti beberapa ukiran Jawa di bagian
altar dan relief tulisan Jawa kuno di pallete bangunan dan pintu gerbang
halaman gereja.
Beberapa
benda bersejarah juga ada kompleks gereja ini. Alkitab berbahasa dan berhuruf
Jawa dengan sampul depan tercetak angka tahun 1854. Berikut kutipannya :
“DHUH
GUSTI, INGKANG KAWULA PURUGI SINTEN MALIH? PADUKA INGKANG KAGUNGAN
PANGANDIKANING GESANG LANGGENG” YAH 6:68. (YA TUHAN, SIAPA LAGI YANG AKAN KAMI
DATANGI? PADUKA YANG MEMILIKI PERKATAAN HIDUP KEKAL) YAH 6:68.
8.
Masjid
dan Gereja, Tetangga di Halaman yang Sama
Islam
dan Pesantren yang sudah terlanjur diidentikkan dengan Jombang tak menghalangi
perkembangan agama lainnya. Sepanjang sejahar Jombang tidak pernah ada
pemberitaan mengenai konflik antar agama. Wilayah Jombang Tenggara (meliputi
Kecamatan Mojowarno, Ngoro, Bareng dan Wonosalam) adalah konsentrasi pluralisme
antar umat beragama. di wilayah ini, agama Islam, Kristen dan Hindu hidup
saling berdampingan dengan damai. Di Dusun Ngepeh, Kecamatan Ngoro, anda akan
menemui Masjid, Gereja dan Pura terletak di lokasi yang berdekatan. Di Desa ini
jangan harap anda akan melihat makam yang rapi. Karena keberagaman agama, makam
justru tersusun secara tak seragam, ada yang membujur ke utara ada pula yang
membujur ke barat. Di dusun ini anda akan menemui sebuah stasiun radio bernama
Suara Budi Luhur (SBL). Radio ini dikelola oleh 3 pemeluk agama secara
bersama-sama dan menyiarkan program ceramah Agama Kristen, Islam dan Hindu. Tak
cukup di situ, di Dusun Mutersari, Kecamatan Bareng juga terdapat Masjid dan
Gereja yang posisinya tepat bersebelahan.
9.
Hancurnya
Mataram Kuno, Berdirinya Medang
Kejayaan
kerajaan Sriwijaya dan meletusnya gunung merapi pada abad ke 7 hingga ke 9
memaksa Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur. Prasasti
Anjukladang di Kabupaten Nganjuk (bertahun 859 Saka atau 937 M) menyatakan
bahwa Ibukota pertama kerajaan Medang adalah Tamwlang (sekarang bernama Kecamatan
Tembelang). Kemudian Prasati Paradah juga mengatakan: “mdang i bhumi mataram i
watugaluh,” yang berarti “Medang (yang dulu) di Bhumi Mataram (sekarang berada)
di Watugaluh”. Tentang Posisi Watugaluh masa lalu dan masa kini masih
diperdebatkan apakah yang kini disebut Desa Watugaluh di timur Kota atau Desa
Megaluh Di Barat Kota Jombang.
Kiranya
akronim Jombang telah mewakili segala alasan kenapa kota ini penuh dengan
kontroversi. Warna ijo mencetak para kyai dan para tokoh besar lainnya. Warna
abang melahirkan dukun sakti dan pendiri PKI. Perpaduan kedua warna mendorong
kerukunan umat beragama dan “nampak elok” maknanya, menjadi alasan Mpu Sindok
menjadikannya sebagai Ibukota.
0 Response to "9 Fakta Unik Tentang Jombang"
Post a Comment